Bandung —
DODOMA
- Menderita cacat tubuh bukan berarti harus mengurangi aktivitas
fisik. Asal ada kemauan segala yang diinginkan bisa dilakukan. Itulah
yang coba dibuktikan oleh tiga veteran perang asal Amerika Serikat, Kirk
Bauer (62), Neil Duncan (26), dan Dan Nevins (37).
Tiga veteran yang menderita cacat kaki itu pada Minggu waktu setempat
berhasil mendaki puncak tertinggi di benua Afrika, Gunung Kilimanjaro,
Tanzania. Jika Bauer masih memiliki satu kaki yang normal, baik Duncan
maupun Nevis tidak memiliki satu kaki pun.
Untuk mendaki keduanya menggunakan kaki palsu dari titanium.
Ketiga veteran Irak, Afghanistan, dan Vietnam itu membutuhkan waktu enam
hari untuk mencapai puncak Kilimanjaro setinggi 5.891 meter.
Normalnya, hanya diperlukan tiga hari untuk menuju puncak tersebut.
Mereka kerap jatuh dan tergelincir. Namun hal itu tidak menyurutkan
tekad mereka. Agar nyaman berjalan mereka beberapa kali berhenti untuk
menyesuaikan kaki dari bahan titanium yang digunakan.
Terkena Bom Duncan yang berasal dari Kolorado, kehilangan kedua kakinya
akibat terkena bom pada perang Afganistan tahun 2005. Nevins kehilangan
kaki ketika bertempur di Irak. Sementara Kirk Bauer harus merelakan
satu kakinya di Perang Vietnam pada 1969.
Ketiganya tidak menghadapi banyak kendala saat mendaki. Namun setelah
tiba di puncak Nevins menderita nyeri pada salah satu pangkal kakinya
sehingga harus dievakuasi menggunakan tandu.
”Pesan yang ingin kami sampaikan pada warga Amerika adalah bahwa cacat
tubuh tidak perlu menghalangi kita beraktivitas,’’ kata Kirk Bauer.
”Jika tiga pria cacat dari tiga perang berbeda dan dua generasi berbeda
dan hanya memiliki satu kaki mampu mendaki Kilimanjaro, teman-teman
kami yang juga memiliki keterbatasan bisa lebih percaya diri untuk
bersepeda, berenang, dan melakukan aktifitas menyehatkan lain,” tutur
pria asal Ellicott City, Maryland itu pada AP.
sumber