Kisah Inspirasi 3 Pendaki Cacat Kaki

oleh pada Rabu, 03 Oktober 2012
Kisah Inspirasi 3 Pendaki Cacat Kaki Bandung
DODOMA - Menderita cacat tubuh bukan berarti harus mengurangi aktivitas fisik. Asal ada kemauan segala yang diinginkan bisa dilakukan. Itulah yang coba dibuktikan oleh tiga veteran perang asal Amerika Serikat, Kirk Bauer (62), Neil Duncan (26), dan Dan Nevins (37).

Tiga veteran yang menderita cacat kaki itu pada Minggu waktu setempat berhasil mendaki puncak tertinggi di benua Afrika, Gunung Kilimanjaro, Tanzania. Jika Bauer masih memiliki satu kaki yang normal, baik Duncan maupun Nevis tidak memiliki satu kaki pun.

Untuk mendaki keduanya menggunakan kaki palsu dari titanium.
Ketiga veteran Irak, Afghanistan, dan Vietnam itu membutuhkan waktu enam hari untuk mencapai puncak Kilimanjaro setinggi 5.891 meter. Normalnya, hanya diperlukan tiga hari untuk menuju puncak tersebut.

Mereka kerap jatuh dan tergelincir. Namun hal itu tidak menyurutkan tekad mereka. Agar nyaman berjalan mereka beberapa kali berhenti untuk menyesuaikan kaki dari bahan titanium yang digunakan.
Terkena Bom Duncan yang berasal dari Kolorado, kehilangan kedua kakinya akibat terkena bom pada perang Afganistan tahun 2005. Nevins kehilangan kaki ketika bertempur di Irak. Sementara Kirk Bauer harus merelakan satu kakinya di Perang Vietnam pada 1969.
Ketiganya tidak menghadapi banyak kendala saat mendaki. Namun setelah tiba di puncak Nevins menderita nyeri pada salah satu pangkal kakinya sehingga harus dievakuasi menggunakan tandu.

”Pesan yang ingin kami sampaikan pada warga Amerika adalah bahwa cacat tubuh tidak perlu menghalangi kita beraktivitas,’’ kata Kirk Bauer.

”Jika tiga pria cacat dari tiga perang berbeda dan dua generasi berbeda dan hanya memiliki satu kaki mampu mendaki Kilimanjaro, teman-teman kami yang juga memiliki keterbatasan bisa lebih percaya diri untuk bersepeda, berenang, dan melakukan aktifitas menyehatkan lain,” tutur pria asal Ellicott City, Maryland itu pada AP.

sumber

Terkait